Prototipe Becak Tenaga Alternatif di BPTTG DIY Tahun 2022
Becak dianggap masyarakat sebagai alat transportasi tradisional yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar sehingga tidak menghasilkan polusi. Transportasi tradisional ini harus terus dijaga. Keseriusan Pemerintah DIY dalam melestarikan becak untuk menjadi salah satu bagian dari identitas daerah Yogyakarta (becak tradisional dapat dijadikan ciri penanda budaya jawa) sehingga harus senantiasa dijaga keberadaannya. Dalam upaya mewujudkan pariwisata berbasis budaya, becak tradisional telah dimanfaatkan sebagai transportasi wisata. Keberadaan becak tradisional dapat menjadi transportasi alternatif yang dapat digunakan oleh para wisatawan untuk bepergian mengunjungi berbagai tempat wisata dalam lingkup kota.
Perda DIY Nomor 5 Tahun 2016 mendefinisikan becak sebagai Moda Transportasi Tradisional beroda 3 (tiga) yang digerakkan oleh tenaga orang. Adapun becak tradisional yang dimaksud dalam Perda tersebut adalah transportasi becak yang menggunakan sistem pedal dan masih dijalankan dengan cara dikayuh.
Fenomena yang terjadi dalam upaya melestarikan becak tradisional dilakukan dengan munculnya inovasi berupa becak dengan tenaga alternatif. Tenaga alternatif yang dipilih yaitu menggunakan dinamo BLDC/Brushless, dimana gerakannya di triger dari sensor yang ada diletakaan dipedal yang akan bekerja dengan cara becak dikayuh. Hal ini merujuk pada Perda DIY No 5 Tahun 2016. Becak dengan tenaga alternatif bekerja dengan menggunakan sensor. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa prinsip kerjanya yaitu mengikuti irama kayuhan. Saat dikayuh, sensor akan terbaca oleh mikrokontroler kemudian mikrokontroler akan memberikan pulsa kepada driver dan selanjutnya driver akan mengatur pergerakan dinamo BLDC/Brushless, sehingga sepeda akan terasa lebih ringan. Prinsip becak ini tidak menggunakan Hand Throttle yang secara umum mirip sepeda motor konvensional atau bertenaga bensin namun menggunakan kayuhan.
Maka dari itu pembuatan prototype ini perlu dipersiapkan, sehingga dengan memanfaatkan teknologi tepat guna mampu mewujudkan becak yang mudah dan ringan untuk dikayuh. Harapannya eksistensi becak tradisional didukung oleh kebijakan daerah yang bersifat melindungi dan mengarahkan dengan jelas tujuan upaya pelestarian.
Tahapan pelaksanaan kegiatan ini di bagi mejadi 3 tahapan yaitu 1. tahapan persiapan, 2. tahapan produksi dan 3. tahapan evaluasi. Adapun rincian dari tahapan persiapan yaitu melakukan re design becak khas jogja yang akan digunakan sebagai referensi utama, melakukan pengujian material becak existing berupa pengujian spektrometer, melakukan simulasi uji statis atas desain rangka becak dengan merujuk hasil uji spektrometer dan desain becak khas jogja hasil re design. Selain itu, juga membuat desain elektrik berupa wiring sistem kontrol dan kelistrikan dari becak. Sedangkan tahap produksi yaitu melakukan produksi sesuai desain yang ada dan melakukan pengujian uji statis berupa pemasangan antar komponen untuk mekanik dan pengujian tanpa beban atau simulasi sistem untuk elektrik. Jika pada unit pertama berhasil akan digunakan sebagai triger untuk unit selanjutnya. Dan yang terakhir yaitu evaluasi. Pada tahapan ini akan diperoleh catatan-catatan hasil pengujian dinamis. Catatan ini dapat digunakan untuk penyempurnaan hasil prototype atau produksi selanjutnya merujuk jenis catatan yang ada.